Mengenal Potensi Limbah Kelapa Sawit Indonesia

Mengenal Potensi Limbah Kelapa Sawit Indonesia

Seiring bersama makin meningkatnya memproduksi dan proyeksi pasar industri sawit Indonesia yang menjanjikan, pabrik kelapa sawit termasuk menghasilkan peningkatan volume limbah. Namun sayangnya banyak yang tidak sadar apa saja potensi limbah kelapa sawit tersebut. 

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, selama ini limbah kelapa sawit cuma dimanfaatkan sebagai pupuk atau berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Padahal lewat pengolahan limbah kelapa sawit yang maksimal, Indonesia mempunyai peran besar untuk mencukupi pasokan pangan dan energi dunia. 

Secara umum, buah kelapa sawit terdiri dari kulit paling luar, serabut, tempurung, dan kernel (inti sawit). Pengolahan bagian serabut bersama cara ekstraksi bisa menghasilkan CPO, sedang pengolahan bagian kernel bisa menghasilkan minyak sawit inti/Palm Kernel Oil (PKO). 

Indonesia menghasilkan PKO sebanyak 3 juta ton, bahkan menjadi negara produsen minyak sawit mentah/Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia bersama total  memproduksi sebesar 32  juta  ton atau lebih kurang  46,6%  dari total memproduksi CPO dunia karuniatinggiindonesia.com .

Permintaan pasar dunia pada  CPO tetap meningkat. Kebutuhan CPO dunia pada th. 2020 diperkirakan mencapai  95,7  juta ton. Sementara itu, pertumbuhan industri kelapa sawit nusantara menyatakan trend positif bersama peningkatan volume memproduksi setiap tahunnya. 

Kondisi ini menyatakan bahwa jaman depan industri kelapa sawit Indonesia tetap berkembang untuk mencukupi kebutuhan CPO dunia. Oleh karena itu penting bagi kita untuk termasuk mengenal potensi limbah kelapa sawit yang bisa beri tambahan nilai jadi pada industri sawit nusantara.

Jenis-jenis Limbah Kelapa Sawit

Proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada industri kelapa sawit di dalam memproduksi minyak sawit mentah/CPO dan minyak inti sawit/PKO menghasilkan tiga macam limbah yaitu limbah padat, cair, dan gas. 

Limbah padat merupakan yang paling banyak yaitu lebih kurang 35-40% dari total TBS yang diolah di dalam bentuk tandan buah kosong, serat, cangkang buah, dan abu bakar. Limbah cair dihasilkan dari sisa sistem pembuatan minyak kelapa sawit berwujud cair yang disebut Palm Oil Mills Effluent (POME). Sedangkan limbah gas berasal dari gas buangan pabrik kelapa sawit pada sistem memproduksi CPO.

Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya potensi limbah sawit Indonesia termasuk terlampau besar. Sebagai gambaran, kuantitas tandan  kosong  yang dihasilkan setiap ton TBS yang diolah mencapai lebih kurang 23%, tapi belum banyak dimanfaatkan dan pengelolaannya tetap terbatas sebagai abu bakar dan mulsa tanaman. 

Sementara cangkang sawit yang mempunyai bentuk seperti tempurung kelapa tetap digunakan sebagai product samping daripada sebagai substitusi energi. Padahal terkecuali dibandingkan bersama batu bara, cangkang sawit mempunyai  berlebihan  sebagai  bahan bakar  yang  ramah  pada  lingkungan karena tidak memiliki kandungan sulfur sehingga tidak menghasilkan gas pencemar. Berikut ini adalah lebih dari satu dari potensi limbah industri sawit yang patut diketahui.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM potensi energi listrik yang dihasilkan dari limbah kelapa sawit mencapai 12.654 mega watt (MW) bersama potensi terbesar terdapat di Sumatra (8.812 MW) dan Kalimantan (3.384 MW). 

Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit berkisar 600 - 700 liter/ton tandan buah fresh (TBS). Limbah cair kelapa sawit (POME) ini kemudian dimanfaatkan menjadi tenaga listrik lewat sistem anaerob digestion bersama teknologi covered lagoon atau continuos stirred tank reactor (CSTR). 

Limbah cair sawit mempunyai kadar organik kemudian difermentasi bersama bakteri untuk menghasilkan biogas yang memiliki kandungan gas methane. Di Indonesia, pembangunan pembangkit listrik berbasis POME telah diawali sejak 10 th. lalu.